Mendorong Keberlanjutan : Peran Energi Baru Terbarukan Dalam Industri Perikanan

Mendorong Keberlanjutan : Peran Energi Baru Terbarukan Dalam Industri Perikanan

Dalam era modern ini, sektor perikanan dan kelautan memainkan peran yang sangat krusial dalam perekonomian Indonesia. Selain menjadi sumber pangan dan mata pencaharian bagi jutaan masyarakat pesisir, sektor ini juga memberikan kontribusi signifikan terhadap ekspor nasional. Namun, di balik potensinya yang besar, industri perikanan dan kelautan juga menghadapi tantangan serius terkait keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, transisi ke energi baru terbarukan (EBT) menjadi langkah strategis untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memastikan keberlanjutan sektor ini di masa depan.

TANTANGAN LINGKUNGAN DALAM SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN

Menurut Direktur Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP), Ani Laelani, transisi ke EBT sangat penting untuk mengurangi dampak lingkungan akibat aktivitas perikanan dan kelautan. Eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan, penggunaan bahan bakar fosil dalam industri perikanan, serta limbah hasil tangkapan yang tidak dikelola dengan baik telah menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti pencemaran laut, degradasi ekosistem pesisir, dan perubahan pola migrasi ikan.

Salah satu dampak utama yang disoroti adalah perubahan iklim, yang menyebabkan kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius, peningkatan curah hujan, dan tingkat keasaman laut yang lebih tinggi. Kepala Pusat Pendidikan Kelautan Perikanan, Alan Frendy, menjelaskan bahwa perubahan ini tidak hanya berdampak pada ekosistem laut, tetapi juga mengganggu usaha perikanan skala kecil. Pergeseran distribusi ikan, meningkatnya kasus penyakit pada ikan dan udang, serta pertumbuhan alga beracun menjadi tantangan utama bagi para nelayan dan pembudidaya.

PENTINGNYA INOVASI TEKNOLOGI DALAM PERIKANAN BERKELANJUTAN

Dalam menghadapi tantangan ini, Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Dani Setiawan, menekankan bahwa transisi energi baru terbarukan harus disertai dengan inovasi teknologi yang mampu menciptakan nilai tambah bagi industri perikanan dan kelautan. Teknologi yang mendukung efisiensi energi, seperti penggunaan kapal berbahan bakar ramah lingkungan dan pemanfaatan panel surya untuk pengolahan hasil laut, perlu segera diadopsi. Selain itu, sistem pendinginan berbasis energi terbarukan dapat membantu nelayan dalam menjaga kualitas hasil tangkapan tanpa bergantung pada bahan bakar fosil.

Dani juga menyoroti meningkatnya kesadaran konsumen internasional terhadap produk perikanan yang diproses secara berkelanjutan. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing produknya di pasar global dengan menerapkan teknologi hijau dalam rantai produksi perikanan. Para pelaku usaha perikanan perlu mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan untuk memenuhi standar keberlanjutan yang semakin ketat di pasar internasional.

LANGKAH KONKRET PEMERINTAH DALAM MENDORONG TRANSISI EBT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengambil langkah aktif dalam mendukung transisi energi terbarukan di sektor perikanan dan kelautan. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah melalui program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM). BPPSDM (Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) telah meluncurkan program beasiswa bagi anak-anak pelaku usaha perikanan dan kelautan, guna membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan teknologi berbasis EBT.

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga 70 persen pada tahun 2040. Dalam sektor kelautan, hal ini dapat diwujudkan melalui pemanfaatan energi angin dan tenaga surya dalam operasional industri perikanan. Proyek percontohan di beberapa daerah pesisir telah menunjukkan bahwa adopsi teknologi EBT dapat mengurangi ketergantungan nelayan terhadap bahan bakar konvensional dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.

MASA DEPAN PERIKANAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Dengan meningkatnya urgensi transisi energi, sektor perikanan dan kelautan di Indonesia harus bergerak lebih cepat dalam mengadopsi solusi berbasis energi hijau. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan masyarakat menjadi kunci dalam mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan.

Dampak positif dari transisi ini tidak hanya akan dirasakan oleh lingkungan, tetapi juga oleh para pelaku usaha yang akan mendapatkan manfaat ekonomi dari peningkatan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global. Melalui kebijakan yang tepat dan inovasi teknologi, sektor perikanan Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan, memberikan manfaat bagi generasi saat ini maupun yang akan datang.

| Baca Juga : Peluang Usaha Teknologi untuk Gen Z |

| Baca Juga : 15 Peluang Bisnis Teknologi yang Paling Mudah Dilakukan |

| Baca Juga : Bisnis Teknologi Hijau : Solusi atau Strategi Marketing Saja? |

Jangan sampai tertinggal dalam perkembangan teknologi terbaru! Dapatkan informasi terkini dan wawasan mendalam hanya di terusterangteknologi.com.